Para Peniliti Menemukan Lubang Besar di Es Artik di Kawasan Paling Tebal Kutub Utara
Jakarta - Studi baru mengungkapkan jika ada sebuah lubang besar terbuka di es tertua Arktik dan paling tebal di Kutub Utara pada Mei 2020. Para peneliti sebelumnya mengira bahwa lokasi es tersebut merupakan yang paling stabil di Arktik tetapi lubang itu menandakan jika es purba tersebut rentan mencair.
Mengutip Live Scientific Research, Rabu (20/10/2021) lubang atau celah yang disebut sebagai polynya itu ditemukan di utara Pulau Ellesmere, pulau paling utara Kanada dan tepat di barat Greenland.
Polynya itu menurut peneliti terbentuk pada 14 Mei
2020. Satu hari kemudian atau pada 15 Mei, polynya makin membesar dengan
panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometres. Lubang es Arktik ini
kemudian tertutup dengan cepat pada 26 Mei.
"Utara Pulau Ellesmere punya banyak lapisan es tebal yang sulit cair
sehingga secara umum kita belum pernah melihat bentuk polynya (lubang es
Arktik) di wilayah itu sebelumnya,"ungkap Kent Extra, penulis utama
studi dari College of Toronto-Mississauga.
Namun dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters itu peneliti rupanya juga menemukan jika sebelumnya sudah ada lubang serupa yang terbentuk pada tahun 1988 dan 2004 Mengutip United States Today, polynya atau lubang besar di es Arktik itu dapat terbentuk dalam dua cara berbeda.
Pertama, air di bawah yang terlalu hangat untuk es atau jika angin meniup es. Akan tetapi, terbentuknya lubang di Pulau Ellesmere ini menurut David Babb, peneliti es laut di University of Manitoba Winnipeg, Kanada, bukan hal yang biasa karena angin di daerah itu tak sekuat angin di dekat pantai.
"Pembentukan polynya di daerah itu sangat menarik. Ini seperti retakan pada perisai lapisan es padat yang biasanya ada di daerah itu. Jadi pembentukan polynya benar-benar menyoroti bagaimana Arktik berubah,"kata Babb.
Peneliti pun menduga jika lubang es Arktik sendiri
dapat terbentuk, karena es semakin tipis lantaran suhu global terus
meningkat. Sebab, daerah Pulau Ellesmere sendiri diketahui mulai
mengalami suhu yang menghangat.
Dan di masa depan, bukannya tak mungkin polynya akan lebih sering
terjadi. Dalam jangka pendek, lubang atau area terbuka ini dapat menjadi
oasis kehidupan. Saat sinar matahari mengenai es berarti tanaman di bawah lapisan dapat
berfotosintesis yang membawa lebih banyak ikan dan menngkatkan siklus
makanan di daerah tersebut.
Termasuk juga menarik burung laut, anjing laut, dan beruang kutub. Kendati demikian ledakan kehidupan ini hanya sementara saja. Sebab menurut Moore dalam jangka panjang jika lokasi atau lubang es Arktik ini terbuka menjadi permanen pada akhirnya lingkungan justru menjadi sangat hangat, sehingga spesies yang bergantung pada es tak dapat bertahan hidup.
Komentar
Posting Komentar