Sekitar 5,2 Juta Penduduk Tigray Ethiopia Membutuhkan Bantuan Makanan

Tigray Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan sekitar 5,2 juta penduduk atau lebih dari 90 persen warga di wilayah Tigray, Ethiopia kini butuh bantuan makanan di tengah kondisi konflik.

Badan Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengajukan bantuan dana lebih dari USD 200 juta untuk menyalurkan logistik ke wilayah utara Ethiopia yang sudah dilanda konflik selama tujuh bulan.

"WFP kini waspada akan dampak dari konflik yang sudah mencapai tingkat kelaparan tinggi," kata juru bicara WFP Tomson Phiri kepada wartawan di Jenewa, Swiss, seperti dilansir laman Aljazeera, Selasa (1/6).

WFP menuturkan mereka sudah menyalurkan bantuan kedaruratan kepada lebih dari satu juta penduduk sejak Maret ke wilayah barat laut dan selatan Tigray.

"WFP menyerukan untuk melanjutkan pengiriman bantuan senilai USD 203 juta ke Tigray untuk menyelamatkan nyawa dan kehidupan hingga akhir tahun ini."

Perdana Menteri Ethiopia periah Nobel Perdamaian Abiy Ahmed memerintahkan pengerahan pasukan militer di Tigray pada wal November 2020 setelah menuding partai berkuasa di utara Ethiopia, Barisan Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) melancarkan penyerangan ke kamp militer pemerintah.

Pihak TPLF yang menguasai panggung politik nasional selama beberapa dasawarsa sampai akhirnya Abiy berkuasa, mengatakan pasukan pemerintah dan sekutunya di Eritrea melancarkan serangan terencana terhadap mereka.

Abiy yang didukung pasukan dari Eritrea dan milisi dari wilayah Amhara, menyatakan kemenangan pada akhir November ketika pasukan memasuki jalanan Ibu Kota Mekelle. Pertempuran dan kekerasan masih terus terjadi hingga membuat warga sipil menderita.

Konflik di Tigray diperkirakan sudah merenggut ribuan nyawa tak berdosa dan hampir dua juta orang mengungsi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Penelitian di China Membuat Mesin Pintar Perawat Janin di Rahim Buatan

Penampakan Satu Planet Besar Yang Membuat Ilmuwan Takjub, Memiliki Ukuran 10x Lebih Besar Dari Jupiter

Seorang Wartawan di Afghanistan Terjebak ditengah Konflik Antara Pemerintah dan Taliban