Terapi Radiasi Kanker Payudara Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung Jangka Panjang

Jakarta - Terapi radiasi merupakan salah satu tatalaksana pengobatan kanker payudara. Namun, ternyata, terapi radiasi kanker payudara dapat tingkatkan risiko penyakit jantung jangka panjang.

Hal ini dijelaskan dalam studi baru yang telah terbit di Journal of American College of Cardiology: CardioOncology, dilansir dari WebMD, Minggu (26/9/2021). Penelitian ini berfokus pada wanita yang didiagnosis mengidap kanker payudara sebelum usia 55 tahun yang kemungkinan akan hidup selama bertahun-tahun setelah mendapatkan perawatan kanker payudara.

Para peneliti melibatkan sebanyak 972 wanita yang menerima radiasi untuk kanker payudara arena 1 dan 2, di antara tahun 1985 dan 2008. Berlangsung selama 27 tahun, hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebanyak 10,5 persen wanita yang menerima radiasi kanker payudara sisi kiri memiliki kemungkinan mengembangkan penyakit arteri koroner.

Efek terapi radiasi kanker payudara ini dapat menimbulkan gejala penyakit jantung seperti nyeri dada serius, penyumbatan arteri jantung atau serangan jantung. Hasil tersebut menunjukkan angka yang lebih besar dibanding dengan wanita yang menerima radiasi di sisi kanan dan berisiko terkena penyakit yang sama, yaitu hanya sebesar 5,8 persen dari keseluruhan.

Sedangkan, pada wanita dengan medical diagnosis dan radiasi kanker payudara sisi kiri di usia kurang dari 40 tahun, hanya sekita 5,9 persen saja yang akhirnya mengembangkan penyakit jantung. Itu juga dibandingkan dengan tidak ada dari mereka yang menerima radiasi di sisi kanan.

Penyebab terjadinya efek samping ini adalah karena posisi anatomi jantung, body organ dan arteri yang terkena radiasi, lebih banyak diterima ketika menjalani terapi radiasi kanker payudara kiri. Kendati berisiko, peneliti menekankan, inti studi tentang penemuan efek pengobatan kanker payudara yang dapat menimbulkan risiko penyakit jantung tersebut, bukan untuk menghalangi wanita menerima terapi radiasi.

"Radiasi adalah komponen penting dari pengobatan kanker payudara dan penelitian ini bukan tentang apakah perempuan harus menerimanya,"kata Gordon Watt, PhD, Peneliti Pasca doktoral sekaligus Epidemiologi dan Biostatistik di Memorial Sloan Kettering Cancer Cells Center, New York City.

Sebaliknya, penelitian ini ingin membahas mengenai tindak lanjut seperti apa yang mungkin para penyintas butuhkan setelahnya. Lantas, apa tindak lanjut jangka panjang yang dibutuhkan untuk kasus ini?

Ahli Onkologi Radiasi di Winship Cancer Institute, University of Rochester, Rochester, New York City, Amerika Serikat sekaligus salah satu penulis editorial dalam studi tersebut, dr. Louis Constine, mengatakan tidak ada cara pasti untuk melakukannya. "Kami tidak tahu apa pengawasan yang optimal,"ujar Constine.

Jika penyintas dirawat di rumah sakit yang besar, disarankan untuk menemui Ahli Kardio-Onkologi, ahli jantung yang berspesialisasi dalam kesehatan jantung penyintas kanker. Sementara itu, bagi mereka yang berobat ke dokter perawatan guide, Constine dan Watt mengatakan bahwa dokter harus mengetahui riwayat pengobatan kanker pasiennya.

Adapun faktor risiko lain adalah, seperti merokok, tekanan darah tinggi, obesitas dan diabetes mellitus. "Cobalah untuk meminimalkan risiko Anda dengan menjalani hidup sehat, dengan olahraga teratur, pola makan sehat dan tidak merokok."pungkas Constine.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Penelitian di China Membuat Mesin Pintar Perawat Janin di Rahim Buatan

Penampakan Satu Planet Besar Yang Membuat Ilmuwan Takjub, Memiliki Ukuran 10x Lebih Besar Dari Jupiter

Seorang Wartawan di Afghanistan Terjebak ditengah Konflik Antara Pemerintah dan Taliban